Selain bidang-bidang tersebut diatas, menurut Lharansia (2009, hlm. 24-25) konsep juga dapat digunakan untuk penyelarasan kemampuan individual dan perilakunya dengan strategi organisasi. Konsep ini dapat meningkatkan nilai-nilai organisasi, hal ini dapat dilihat secara ringkas dalam penjelasan seperti dibawah ini:
- Konsep ini memberikan pandangan yaang komprehensif atas kinerja individu;
- Menangkap informasi unik yang tidak dapat dilakukan oleh sistem lain;
- Bertindak sebagai pelengkap dari umpan balik bidang supervisory sebagai satu-satunya standar untuk mengukur kinerja;
- Selain itu pula, konsep inipun meningkatkan pemahaman dan ekspektasi peran seseorang dalam pekerjaannya:
- Memfokuskan pada kerangka kompetensi dalam berbagai posisi.
- Untuk para eksekutif manajemen puncak, konsep ini memberikan umpan balik yang sangat berguna;
- Mempromosikan cara pembelajaran mandiri dan memberikan suatu peta perencanaan pengembangan karyawan;
- Membangun orientasi pada tindakan perihal gap monitoring itu sendiri dalam hal performa ekspektasi orang lain terhadap performa yang diperlukan;
- Mempromosikan komitmen pekerjaan dengan baik antar karyawan;
- Bertindak sebagai alat untuk membina hubungan dan mempercepat proses kerjasama tim serta hubungan kerja antar anggota tim;
- Merupakan suatu alat monitoring dan regulator yang penting;
- Melakukan empowerment individu untuk memperoleh penilaian yang realistis dari kekuatan dan bidang perbaikan yang diperlukan;
- Membantu proses integrasi strategis dan menyelaraskan manajemen unjuk kerja dengan tetap melihat kompleksitas organisasi yang baru;
- Menciptakan mekanisme untuk melakukan integrasi dari beberapa konstituensi dan input serta memfasilitasi perkembangan suatu budaya kerja yang cocok dalam hal keuntungan kompetitif suatu organisasi.