Oleh: Dr. Syamsul Yakin, M.A
Salah satu sifat Allah yang tidak hanya disandangkan kepada-Nya tetapi disandingkan juga kepada makhluk-Nya adalah al-Karim atau Yang Maha Mulia. Allah menyatakan bahwa al-Qur’an adalah bacaan mulia. Malaikat Jibril sebagai penyampai wahyu yang mulia. Dari bangsa manusia, Muhammad SAW adalah termasuk makhluk (seorang rasul) yang juga dikatakan mulia. Allah katakan:
“Sesungguhnya al-Qur’an itu adalah bacaan yang sangat mulia” (QS. al-Waqi’ah [56] ayat 77).
“Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar firman Allah (apa yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril)” (QS. al-Takwir [81] ayat 19).
“Sesungguhnya al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia. Dan Al-Qur’an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya” (QS. al-Haqqah [69] ayat 40-41).
Sifat al-Karim yang ditujukan kepada Allah diilustrasikan dalam ayat-ayat sebagai berikut:
“Barang siapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia” (QS. an-Naml [27] ayat 40).
“Hai manusia, apa yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (QS. al-Infithar [82] ayat 6).
Berdasarkan penelitian para ahli, dari 23 ayat yang berbicara tentang kata “Karim”, hanya tiga ayat saja yang merujuk kepada Allah. Menurut Prof. Quraish Shihab, kata lainnya mensifati rezeki, pasangan, ganjaran, malaikat, rasul, kedudukan, naungan, surat, al-Qur’an, ucapan, dan ejekan kepada manusia durhaka. Secara bahasa, “al-Karim” mengandung makna antara lain kemuliaan, kedermawanan, perkasa, pemaaf, dan pemurah. Sebagian ulama memahami sifat Allah ini sebagai Dia yang memberi melampaui harapan dan cita makhluk-Nya, Dia yang selalu menepati janji, Dia yang memberi tanpa peduli kepada siapa yang diberi, Dia yang lebih dahulu memberi nikmat sebelum waktunya, dan Dia yang memberi tanpa diminta sebelumnya.
Berdasar makna di atas, spektrum makna al-Karim adalah juga Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Dermawan. Ke-Maha-Pemurahan-Nya terletak pada pengampunan-Nya ketika Dia dapat menjatuhkan hukuman. Pembalasan-Nya atas semua perbuatan baik hamba-Nya dan hukuman bagi para pendosa. Satu lagi, Allah melebihkan keturunan Adam berbanding makhluk lainnya. Allah firmankan:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS. al-Isra’ [17] ayat 70).
One thought on “Seri Asmaul Husna: Al-Karim (Yang Maha Mulia / The Most Generous, The Most Esteemed)”